NIKEN WIDIASTUTI dilantik sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan LPP RRI, jabatan yang sempat lowong beberapa hari akibat HR GUN SUKMAGUNADI mutasi ke RRI Bandung.
Ketua Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran
Publik Radio Republik Indonesia, Hendro Martono mengatakan, pengisian jabatan tersebut merupakan rangkaian
peristiwa sebelumnya, sejak pengunduran diri GUN SUKMAGUNADI sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan LPP RRI.
Menurut HENDRO MARTONO, ada dua tugas besar yang harus diselesaikan oleh Dewan Pengawas dan Dewan
Direksi pada sisa akhir masa jabatannya sampai tahun 2010.
Setelah Niken Widiastuti dilantik sebagai pejabat Direktur
Administrasi dan Keuangan, Dewan Pengawas LPP-RRI menugaskan kepada Direktur Utama LPP-RRI PARNI HADI
untuk merangkap sebagai pelaksana tugas Direktur Program dan Produksi
Lembaga penyiaran publik ini sebelumnya merupakan radio milik Pemda Kota Bogor dan dikenal dengan nama Radio Daerah Bogor (RDB), yang sudah mengudara sejak tahun 1966.
Pada saat itu, meskipun bernama radio daerah, biaya pengelolaannya berasal dari kantong pribadi Sulaeman Suwanda, seorang tokoh warga Bogor, dan bantuan dari Walikota Achmad Syam. Namun karena kesulitan dana, baik Walikota maupun Suleman Suwanda berupaya agar studio radio tersebut berubah menjadi RRI Bogor.
Sebelum diresmikan menjadi RRI Bogor, RDB pernah menempati dan mengudara dari Jalan Pangrango nomor 8, kemudian pindah ke Jalan Pangrango 34 (dulu 30) yang dianggap lebih memadai sebagai studio radio siaran. Pemindahan peralatan siaran segera dilakukan diikuti siaran-siaran percobaan hingga akhirnya diresmikan menjadi RRI Bogor pada tanggal 25 Juli 1968. Walikota Bogor pada waktu itu, Achmad Syam, menyerahkan Radio Daerah Bogor (RDB) kepada Direktorat Radio, yang didahului dengan terbitnya SK Walikota Bogor nomor 2360/6/1968 tertanggal 13 Mei 1968, berikut penguasaan atas seluruh gedung Jalan Pangrango.
Meskipun penyerahan studio sudah dilakukan Walikota sejak 25 Juli 1968, peresmian RRI Bogor dengan status Cabang Pratama dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 1968 oleh Dirjen RTF mewakili Menteri Penerangan R.I.
RRI Bogor mempunyai peranan penting sebagai media penyiaran radio, lewat RRI Bogor disiarkan berita-berita internasional, nasional maupun lokal, pesan-pesan pembangunan, seni budaya maupun siaran pendidikan dan keagamaan. Untuk berita lokal selain berbahasa Indonesia juga disiarkan dalam bahasa daerah Sunda.
RRI Bogor didukung oleh 107 orang pegawai yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil, jauh lebih banyak dibandingkan pada awal berdirinya RRI Bogor yang pada waktu itu baru ada 16 orang, dan sebagian masih berstatus tenaga honorer. Dari 107 orang, mereka memiliki latar belakang profesi di bidang penyiaran radio, dan umumnya sudah mendapat pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri. Agar dapat mengikuti dan menyesuaikan diri dengan kemajuan Iptek khususnya di bidang penyiaran radio, setiap karyawan mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan profesi. Begitu juga dengan sarana kerja. Peralatan yang dianggap sudah tidak memadai diganti dengan peralatan baru dan canggih.
Saat ini, siaran RRI Bogor mengudara selama 19 jam/hari sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB kecuali Programa 3 selama 24 jam nonstop. Melalui 3 Programa yakni Programma 1 pada frekuensi AM 1242 KHz & FM 93.75 MHz, Programa 2 pada FM 106.8 MHz dan Programa 3 pada frekuensi FM 107,10 MHz di Jalan Pangrango 34 Kota Bogor serta melalui audio streaming di www.rribogor.com.(Sumber:Tim EPI/KG: Buku 60 Tahun RRI -- edited))
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono hari Jumat (16/1) malam meresmikan Revitalisasi Pemancar dan Studio Jaringan Berita Nasional Pro 3, Radio Republik Indonesia, di Pelataran Depan RRI Jl. Merdeka Barat No. 4-5, Jakarta Pusat. Acara peresmian juga dimeriahkan pagelaran wayang kulit yang dibawakan Dalang Ki Manteb Sudarsono dengan judul Wahyu Makutho Romo.
Kedatangan Presiden SBY dan Ibu Ani pada pukul 20.25 WIB, disambut dengan meriah oleh seluruh staf RRI di Studio Pro 3 RRI yang terletak di lantai 7 Gedung RRI. Presiden dan Ibu Ani kemudian langsung melakukan dialog interaktif di udara, menyapa masyarakat Indonesia di Sabang, Merauke, Miangas dan Rote yang dipandu oleh Eko Wahyuanto.
Anwar Fuadi, pendengar dari Sabang, NAD, menyatakan harapannya agar pemerintah pusat dan daerah terus meningkatkan pembangunan transportasi air di daerahnya. Menanggapi hal itu Presiden langsung menugaskan Menteri Perhubungan serta Gubernur NAD, untuk memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki sarana transportasi laut di sana. "Pembangunan transportasi laut memadukan anggaran emerintah daerah dan pemerintah pusat. Hal ini dilakukan untuk menambah transportasi laut di Sabang," kata SBY. Usai melakukan dialog dengan masyarakat Indonesia melalui radio, Presiden SBY dan Ibu Ani kemudian meninjau studio-studio baru di RRI.
Dengan adanya revitalisasi RRI, Presiden SBY berharap RRI dapat berperan secara khusus dalam membangun peradaban bangsa. "Dengan cara terus berperan dalam melestarikan nilai dan jati diri bangsa dan peran dalam pembangunan watak bangsa yang merupakan agenda yang tidak pernah usai," kata SBY.
Selain itu, RRI diharapkan dapat terus bisa membangun etika berdemokrasi yang baik. "Karena demokrasi juga memerlukan kearifan, akhlak dan bawa kebajikan bagi kita semua," jelas SBY. Dalam masa Pemilu, menurut SBY, sudah dapat dipastikan akan terjadi debat antar calon pemimpin. "Mari jalankan debat itu dengan penuh tata krama dan tidak mengesampingkan norma-norma. Saya dukung kontribusi RRI dalam menyukseskan Pemilu tahun ini," kata SBY. Usai memberikan sambutan, Presiden SBY meresmikan Revitalisasi Pemancar dan Studio Jaringan Berita Nasional Pro 3 RRI dengan penandatanganan prasasti.
Acara kemudian dilanjutkan dengan menyaksikan Pagelaran Wayang Kulit yang dibawakan oleh Dalang Ki Manteb Sudarsono dengan judul Wahyu Makutho Romo. Dalam adegan Limbuk Cangik, Presiden SBY sempat berdialog dengan Ki Manteb Sudarsono. Presiden SBY mengungkapkan bahwa wayang memiliki nilai budaya dan falsafah serta sarat akan pesan moral dan spiritual yang tinggi. "Mari kita lestarikan wayang kulit ini sebagai bagian dari budaya bangsa," ujar Presiden.
"Indonesia mesti bangga dengan wayang kulit. Harus kita pelihara supaya betul-betul lestari dan menjadi salah satu keunggulan budaya Indonesia. Indonesia memiliki banyak sekali keunggulan, antara lain seni, budaya, sejarah, tradisi maupun warisan nenek moyang. Wayang, falsafahnya tinggi, jelas sekali bahwa akhirnya yang benar yang menang, kebajikan di atas kejahatan. Saya ajak seluruh rakyat Indonesia untuk benar-benar melestarikan budaya wayang kulit agar mendapatkan pencerahan," kata SBY.
Tampak hadir mendampingi Presiden antara lain Menkominfo M. Nuh, Mensesneg Hatta Rajasa serta Seskab Sudi Silalahi. Usai menyaksikan pagelaran Wayang Kulit, Presiden SBY dan Ibu Negara meninggalkan lokasi pada pukul 23.00 WIB (sumber:www.presidensby.info)
Ratusan Ribu Pendengar Radio Republik Indonesia di seluruh Indonesia , 4 Pebruari nanti secara serentak akan melakukan penanaman pohon di 33 Propinsi sebagai tanda dicanangkannya program Pelestarian Lingkungan atau Green Radio . Pusat Kegiatan di Jawa Tengah dan diikuti 60 stasiun RRI se Indonesia , ditandai dengan penanaman pohon oleh Menteri Kehutanan , Direktur Utama LPP RRI dan Gubernur Jawa Tengah .
Program Green Radio adalah salah satu rekomendasi yang dihasilkan Sidang Umum ABU di Nusa Dua Bali Nopember 2008 lalu . Pada saat itu Direktur Utama LPP RRI Parni Hadi mengusulkan seluruh siaran Radio di Asia-Fasifik memprogramkan Green Radio dalam siaran-siarannya . Usul RRI tersebut direspon oleh utusan dari berbagai negara di Dunia . Pada saat pencanangan Green Radio atau Goes To Green para pendengar RRI akan menanam pohon dengan isyarat dari Jawa Tengah yang akan disiarkan oleh seluruh RRI .
Di Bandung pada waktu yang bersamaan , komunitas pendengar Kuliah Subuh akan melakukan penanaman dilingkungan masing-masing termasuk di halaman mesjid . Jumlah pendengar yang tercatat 6.100 orang akan mengambil bagian didalam green radio tersebut . Sementara itu di Kompleks pemancar Gedebage, pendengar yang tergabung dalam komunitas DJ School dan Radio Sekolah akan melakukan penanaman pohon bersama karyawan RRI dan Masyaraskat setempat . Sebelumnya tercatat 3.000 pendengar telah melakukan penanaman pohon bekerjasama dengan Alumni ITB Bandung dirangkaikan dengan Hari Radio 2008
40 Angkasawan RRI Diskusi di Bukittinggi
Bukittinggi --- Sebanyak 40 angkasawan dan angkasawati Radio Repubuplik Indonesia (RRI) berkumpul di Bukittinggi, Sumbar mengikuti Forum Diskusi Optimalisasi Siaran Sandiwara Radio, Sosialisasi Pemilu 2009 dan Evaluasi siaran Berjaringan Pro 3. Kegiatan berlangsung 16-19 Maret 2009 di Hotel Grand Malindo dan Hotel Nikita.
Wali Kota Bukittinggi, Djufri saat pembukaan mengatakan, pemko dan masyarakat Bukittinggi menyampaikan terima kasih kepada Direktur Program dan Siaran LPP-RRI Dra. Niken Widiastuti, M.Si yang telah memilih Bukittinggi sebagai tempat penyelenggaraan diskusi.
Menurutnya, agar RRI diminati dan dicintai pendengarnya, maka harus meningkatkan kualitas siarannya. Di samping itu juga perkuat kualitas SDM, sehingga RRI dapat menjalankan fungsi sebagai media yang menyampaikan nilai-nilai pendidikan, informasi, hiburan dan pelestarian budaya bangsa. Dengan demikian, akan terbangun moral bangsa yang kuat untuk menghadapi tantangan ke depan.
Sementara, Niken Widiastuti menjelaskan, tujuan forum tersebut untuk meningkatkan kemampuan angkasawan/angkasawati RRI dalam membuat naskah sandiwara radio yang sarat dengan nilai-nilai moral dan pendidikan. Di samping itu, hasil forum tersebut dapat menjadi acuan untuk diimplementasikan di daerah masing-masing.
Sesuai Undang-undang Nomor 10/2008 tentang Penyelenggaraan Pemilu 2009, RRI merupakan lembaga yang dijamin undang-undang untuk menyukseskan pemilu. Melalui forum akan dapat ditemukan cara yang tepat, akurat dan cocok untuk mensosialisasikan penyelenggaraan pemilu.
Kegiatan tersebut berlangsung 16-19 Maret 2009 di Hotel Grand Malindo dan Hotel Nikita, diikuti 40 peserta berasal dari RRI Banda Aceh, Bogor, Palembang, Kupang, Pekanbaru, Gunung Sitoli, Nias, Padang dan tuan rumah Bukittinggi.
Acara pembukaan forum diskusi ini dihadiri Direktur Program dan Produksi Siaran LPP RRI Dra. Niken Widiastuti, M.si, Dewan Pengawas LPP RRI Kabul Budiono, Mulliardi,MM, Korwil RRI Wilayah X, Kepala Stasiun RRI , angkasawan/angkasawati RRI dari berbagai daerrah di Tanah Air
Dalam rangka hari ulang tahun kota Depok yang ke-10, Jum’at 24 April 2009 pukul 15.00 WIB – 18.00 Pemerintah Kota Depok mengadakan tasyakuran sebagai ungkapan rasa syukur dalam usianya yang ke-10 pembangunan kota Depok sudah berjalan amat pesat. Kegiatan Tasyakuran ini bertema “Dengan Tasyakuran 1 Dasawarsa Kota Depok, Kita Tingkatkan Pelayanan Publik dan Peran Serta Masyarakat dalam Kegiatan Pembangunan Menuju Kesejahteraan Masyarakat”.
Taushiyah yang sedianya akan diisi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia ini diisi dengan ceramah oleh Dr. KH. Idris Abdussomad, MA, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Kota Depok.
Acara didahului oleh Sholawat oleh Tim Hadro Assighar dilanjutkan dengan Pembacaan Ayat suci Al-Qur’an oleh H. Hafizudin serta Laporan Ketua Umum PHBI Kota Depok Ir. Abdul Haris, MPM dan sambutan Walikota Depok H. Nur Mahmudi Isma’il. Acara ini dihadiri oleh ratusan masyarakat kota Depok yang memenuhi Masjid Baitul Kamal.
Pada kesempatan kali ini juga diumumkan pemenang Lomba Tumpeng dan Pemberian Santunan Anak Yatim secara simbolis. Lomba Tumpeng diikuti oleh kelurahan dan OPD Kota Depok. Kriteria pemenang lomba yang dinilai meliputi penampilan, rasa, kandungan gizi, muatan produk lokal, serta halal dan aman dikonsumsi.
Sebanyak 16 orang dari RRI Bogor berkunjung ke Suara Surabaya Media, Sabtu (27/06). Kunjungan ini ditujukan untuk memberikan pengalaman bagi para kru RRI Bogor.
Dra. DWI HERNUNINGSIH Kepala LPP RRI Bogor pada suarasurabaya.net, mengatakan, kunjungan ini akan menambah wawasan dan sesuatu yang bagi kru RRI Bogor. Ia mencontohkan perkembangan teknologi yang ada saat ini begitu cepat dan harus bisa ditangkap para kru.
Hasil kunjungan ini, kata DWI, digunakan sebagai bahan evaluasi setelah kembali ke Bogor. Ditanya kenapa memilih Suara Surabaya Media sebagai tempat kunjungan, DWI menjawab Suara Surabaya Media memiliki konsep pelayanan publik yang sangat baik. Dan ini menjadi alasan kenapa RRI memilih Suara Surabaya Media